normalisasi

FUNCTIONAL DEPENDENCY

Functional Dependency atau ketergantungan fungsional merupakan ketergantungan relasi suatu atribut dalam tabel atau set entity terhadap atribut yang lainya.
Notasi: A B  A dan B adalah atribut dari sebuah tabel. Berarti secara fungsional A menentukan B atau B tergantung pada A, jika dan hanya jika ada 2 baris data dengan nilai A yang sama, maka nilai B juga sama
Notasi: A B      atau  A     B
Adalah kebalikan dari notasi sebelumnya.
Contoh Functional Dependency
Tabel Nilai
Functional Dependency dari tabel nilai
Nrp namaMhs
Karena untuk setiap nilai nrp yang sama, maka nilai namaMhs juga sama.
{Namakul,  nrp} NiHuruf
Karena attribut Nihuruf tergantung pada Namakul dan nrp secara bersama-sama. Dalam arti lain untuk Namakul dan nrp yang sama, maka NiHuruf juga sama, karena Namakul dan nrp merupakan key (bersifat unik).
NamaKul         nrp   
Nrp        NiHuruf

BENTUK – BENTUK NORMAL
Bentuk – bentuk normalisasi sebagai berikut :
1.      Bentuk Normal Tahap Pertama (1 st Normal Form / 1NF)
2.      Bentuk Normal Tahap Kedua (2 nd Normal Form / 2NF)
3.      Bentuk Normal Tahap Ketiga (3 rd Normal Form / 3NF)
4.      Boyce-Code Normal Form (BCNF)
5.      Bentuk Normal Tahap (4 th Normal Form / 4NF)
6.      Bentuk Normal Tahap (5 th Normal Form / 5NF)


1. Bentuk Normal Tahap Pertama (1 st Normal Form / 1NF)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila terpecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.
Syarat normal ke satu (1-NF) antara lain:
1. setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”.
2. tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda.
3. telah ditentukannya primary key untuk tabel / relasi tersebut.
4. tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
Langkah pertama yang dilakukan pada Tabel Pelanggan Biaya (pada Tabel 9.3) tersebut adalah menghilangkan elemen data yang berulang dengan data-data Pelanggan yang sesuai pada setiap baris. Hasil dari tabel yang telah memenuhi bentuk normal pertama dapat dilihat pada Tabel 9.4. kita dapat mengidentifikasi primary key untuk relasi Pelanggan_Biaya yang masih memiliki composite key (No_Pelanggan, No_Property). Pada kasus ini kita akan memperoleh primary key yang bersifat composite key. Relasi Pelanggan_Biaya dapat didefinisikan sebagai berikut. Pelanggan_Biaya =(No_Pelanggan, No_Property, Nama, Alamat_Property, Tgl_Pinjam, Tgl_Selesai, Biaya,No_Pemilik, Nama_Pemilik)


2. Bentuk Normal Tahap Kedua (2 nd Normal Form / 2NF)

Bentuk normal kedua didasari atas konsep full functional dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagai berikut. Jika A adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional dependency (memiliki ketergantungan fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A.
Syarat normal kedua (2-NF) sebagai berikut.
1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
2. Atribute bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama / primary key.
Tabel  Tabel Pelanggan Biaya dalam bentuk normal kedua (2-NF)



3. Bentuk Normal Tahap Ketiga (3 rd Normal Form / 3NF)

Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF,
namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly
peremajaan (update) terhadap relasi tersebut.
Misalkan kita akan melakukan update terhadap nama dari seorang Pemilik (pemilik), seperti Durki (No_Pemilik: CO93), kita harus melakukan update terhadap dua baris dalam relasi Property_Pemilik (lihat Tabel 9.5, (c) relasi Property_Pemilik). Jika kita hanya mengupdate satu baris saja, sementara baris yang lainnya tidak, maka data didalam database tersebut akan inkonsisten / tidak teratur. Anomaly update ini disebabkan oleh suatu ketergantungan transitif (transitive dependency). Kita harus menghilangkan ketergantungan tersebut dengan melakukan normalisasi ketiga (3-NF).

Syarat normal ketiga (Third Normal Form / 3 NF) sebagai berikut.

1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
2. Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non_key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap priamry key di relasi itu saja. Seluruh atribut non-primary key pada relasi Pelanggan dan Biaya di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key dari masing-masing tabel / relasi. Relasi / tabel Pelanggan dan Biaya di atas tidak memiliki ketergantungan transitif (transitive dependency), sehingga tabel tersebut telah memenuhi kriteria normal ketiga (3-NF).
Seluruh atribut non-primary key pada relasi Property_Pemilik di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap primary key, kecuali Nama_Pemilik yang masih memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap No_Pemilik. Inilah contoh ketergantungan dari transitif (transitive dependency), yang terjadi ketika atribut non-primary key (Nama_Pemilik) bergantung secara fungsi terhadap satu atau lebih atribut non-primary key lainnya (No_Pemilik). Kita harus menghilangkan ketergantungan transitif (transitive dependency) tersebut dengan menjadikan relasi Property_Pemilik menjadi 2 relasi / tabel dengan format / bentuk sebagai berikut.
· Relasi / Tabel Property_Untuk_Pemilik yang terdiri dari atribut-atribut:
No_property â Alamat_Property, Biaya, No_Pemilik
{No_property sebagai primary key}
· Dan relasi Pemilik yang terdiri dari atribut-atribut:
No_Pemilik â Nama_Pemilik
{No_Pemilik sebagai primary key}
Hasil akhir normalisasi tabel Pelanggan_Biaya sampai ke bentuk normal ketiga adalah
sebagai berikut:

Seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.
4. Boyce-Code Normal Form (BCNF)

Bentuk BCNF terpenuhi dalam sebuah tabel, jika untuk setiap functional dependency terhadap setiap atribut atau gabungan dalam bentuk: X -> Y
Maka X adalah Super Key. Jika tidak, maka tabel tersebut harus didekomposisi berdasarkan functional dependency yang ada, sehingga X menjadi super key dati tabel – tabel hasil dekomposisi.


Setiap tabel dalam BCNF merupakan 3NF,. Akan tetapi setiap 3NF belum tentu termasuk BCNF. Perbedaannya , untuk functional dependency X -> A, BCNF tidak membolehkan A sebagai bagian dari primary key.



Related Product :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. STORY OF BLOGGER - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger